Hukuman Kura-Kura Dari Jupiter

Dikisahkan, sudah menjadi kebiasaan yang turun-menurun bahwa setiap kali para dewa akan merayakan sebuah perayaan atau acara pesta, mereka pasti akan mengundang semua jenis makhluk hidup. Semua makhluk hidup yang ada akan datang ke pesta tersebut, tidak hanya rekan sejawatnya para dewa dan manusia pilihan, melainkan semua jenis Binatang juga akan datang atas undangan tersebut dengan sangat senangnya.

Dewa Jupiter memutuskan untuk menikah, dan dia telah mengundang semua binatang untuk datang ke pesta pernikahannya. Semua binatang yang sangat senang menerima undangan, mereka semua yang sangat mencintai acara pesta, dan Jupiter sebagai tuan rumah yang sangat murah hati dan sangat ramah telah siap dengan menyediakan semua keperluan bagi sang tamu undangan yang terhormat. Dari semua makanan-makanan kesukaan mereka juga semua tempat yang nyaman untuk tidur mereka telah dipersiapkan seluruhnya oleh pelayan yang ikut membantu terlaksananya pesta pernikahan tersebut yang selalu siaga melayaninya.

Semua hewan singa, gajah, badak, para burung, unta, jerapah, kancil, kelinci, kerbau, monyet, domba dan masih banyak lagi yang lainnya terlalu banyak untuk disebutkan kecuali satu yang tidak hadir pada pesta tersebut, yaitu sang kura-kura. Dia merasa nyaman untuk tinggal di rumahnya sehingga dia memutuskan untuk tinggal di rumah sendiri. Dia tidak peduli dengan begitu banyak pihak yang mengajaknya pergi, terutama para tetangganya yang mengajak untuk sama-sama pergi menghadiri undangan tersebut.

Dia berpikir tidak pernah dapat menikmati pesta yang penuh keramaian, dalam sebuah pesta yang meriah pasti akan ramai serta ikut bernyanyi dan menari-menari, sehingga akhirnya dia memilih lebih baik diam di rumah dan tidak pergi, selain itu dia juga tidak begitu suka keramaian. Karena sikapnya itu, tidak sedikit dari mereka para tetangga yang marah-marah kepadanya.

Pernikahan itu sukses besar dan semua orang memiliki luang waktu yang sangat tepat untuk bersuka ria, mereka asyik tenggelam dalam meriahnya pesta. Namun ketidakmunculan dari sang kura-kura telah menjadi perhatian sang Dewa jupiter, Sang dewa tahu dia tidak hadir dalam pestanya.

Selang beberapa minggu kemudian saat sang dewa besar bertemu dengan sang kura-kura, dia berhenti dan bertanya mengapa ia tidak datang untuk bergabung dalam perayaan pesta pernikahan. Kura-kura itu mengatakan kepada Jupiter, bahwa dia benar-benar tidak suka pesta dan terlalu ramai dan dia lebih suka tinggal di rumah sendiri. Tidak ada tempat yang nyaman seperti di rumah yang selalu tenang dan damai sehingga dia sangat mencintai rumahnya.

Sekarang sang Dewa Jupiter benar-benar menjadi kesal dengan sang kura-kura. Jupiter pun berkata, karena kura-kura sangat mencintai rumahnya sedemikian rupa sehingga dia pun enggan hadir ke pesta pernikahannya, Jupiter pun memutuskan bahwa mulai sekarang kura-kura harus selamanya berada dalam rumahnya dan akan selalu ada dibelakang punggungnya.

Maka sejak saat itu, kura-kura pun harus membawa rumah mereka di punggung mereka dimana pun mereka pergi. Semua itu karena kutukkan dari sang Dewa Jupiter yang merasa tersinggung atas sang kura-kura yang tidak datang ke pestanya yang telah dipersiapkan segalanya.

Setelah bertahun-tahun, si kura-kura mulai berharap agar suatu saat dia bisa menghadiri pesta pernikahan. Ketika dia melihat burung-burung yang beterbangan dengan gembira di atas langit dan bagaimana kelinci dan tupai dan segala macam binatang dengan gesit berlari, dia merasa sangat ingin menjadi gesit seperti binatang lain. Si kura-kura merasa sangat sedih dan tidak puas. Dia ingin melihat dunia juga, tetapi dia memiliki rumah pada punggungnya dan kakinya terlalu kecil sehingga harus terseret-seret ketika berjalan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *